Arunika Sedu

Mega Gloria
2 min readFeb 2, 2021

--

— Sabtu, 22 Agustus 2020. 05:20 AM.

Foto oleh Bibarys Ibatolla via Unsplash.com

Bulan pun cemburu darmanya diambil alih oleh matahari.

Semua akan terasa lebih indah dijalani jikalau lapang jalan yang kau bangun untuk memaafkan diri sendiri, menerima kesalahanmu, menerima kekuranganmu, menerima masa lalu, berdamai dengan takdir, mengubur harapan dan impian, mengenang memori tanpa memupuk dengki.

Konon, pada akhirnya apa yang kau inginkan, apa yang paling kau nantikan, semakin erat ingin kau dekap semakin jauh ia melangkah. Cinta bukan tawar menawar, hati yang seyogianya merekam apa yang kita rasa. Hati enggan berdusta.

Bukan cinta namanya jikalau hanya amarah dan benci yang kita arungi. Bukan cinta pula namanya jikalau hanya ego dan prasangka yang tidak baik yang aku dan — entah pun kau — tanam sedari awal. Kalau kau cinta seseorang jangan takut melepaskan, lihatlah bahagianya nanti kelak kau rasakan pula.

Sebesar apapun cinta yang kau ‘taruh’ pada insan lain, ingatlah kepada siapa dan di mana dia seharusnya menapak, melekat dan mendarah. Kepada si nahkoda — dirimu sendiri.

Lupakan gagasan buruk dan prasangka orang lain, tanam dan pupuk dengan subur di hatimu, di pikiranmu, agar ketika sepotong yang kau taruh dibawa pergi-dihancurkan-dirusak, kau tidak perlu takut karena sepotong besar masih ada di bagianmu.

Tegas untuk menolak sesuatu yang tak kau inginkan. Jujur akan keadaan dan perasaan yang ada. Komunikasi perlu dijunjung tinggi. Kejujuran, kepercayaan dan komitmen harus selalu mengiringi.

Perihal cinta, banyak yang harus kau timbang. Hatimu bisa berkata ‘ya’ dan selalu ‘ya’. Ingat-ingat cinta bukan untuk memaksa dan mengekang, peka dan bukalah mata, sadar akan keadaan dan batasan sebelum jauh tenggelam sepenggal rasa hingga menapaki dasar bumi. Ikhlas dan relakan.

Pada akhirnya, cinta tidak selalu tentang perihal memiliki. Jikalau besar harapanmu ingin melihat dirinya senantiasa bahagia dengan pilihannya, lantas mengapa takut Ia berkelana jauh walau tak bersamamu?

Tuluslah, besar cintamu akan abadi bersamanya di setiap Ia melangkah. Walau tak kau sampaikan, walau tak diketahuinya, walau batinmu terluka. Karena, akan ada saatnya nanti kau pun kelak menerima kebahagiaanmu. Ikhlas, bersyukur, mewaraskan diri dan fokus mengarungi hidup ini.

Tulisan ini dikutip langsung dari cuitan Twitter penulis. “Di saat hari-hari begitu biru, cinta mengganyang akal sehat dan nestapa adalah teman yang karib”.

--

--